Artikel
Reksadana vs Deposito: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Menabung dan berinvestasi merupakan dua hal penting yang perlu dilakukan dalam pengelolaan keuangan yang efektif. Selain itu, kini telah hadir layanan perbankan online yang dapat Anda gunakan dengan mudah. Fitur ini membuat pengelolaan keuangan Anda menjadi sangat mudah.
Selain deposito, ada juga reksadana yang merupakan produk investasi. Kini reksadana juga digunakan kaum milenial sebagai instrument menabung sekaligus investasi.
Hanya saja mungkin banyak yang belum memahami perbedaan antara menabung dan berinvestasi. Faktanya, banyak orang yang menganggap keduanya adalah satu hal yang sama. Padahal investasi dan menabung adalah dua hal yang berbeda.
Pertanyaan selanjutnya adalah reksadana vs deposito, mana yang lebih menguntungkan?
Di bawah ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai kedua produk tersebut dan mana yang lebih menguntungkan bagi nasabah.
Apa Itu Reksadana
Reksadana adalah salah satu produk investasi yang ditujukan bagi pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi yang dibuat. Produk ini dikelola oleh manajer investasi dan merupakan salah satu instrumen investasi yang kini banyak diminati.
Reksadana dirancang sebagai sarana penghimpun dana masyarakat yang memiliki modal, keinginan berinvestasi, tetapi memiliki waktu dan pengetahuan terbatas. Reksadana juga diharapkan meningkatkan peran pemodal lokal untuk melakukan investasi di pasar modal Indonesia.
Baca juga: Panduan Lengkap Reksa Dana untuk Investor Pemula
Jenis Reksadana
Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas beberapa jenis Reksadana yang ada.
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang hanya berinvestasi pada surat utang yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan menjaga modal.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana jenis ini menginvestasikan minimal 80% asetnya dalam bentuk surat utang. Reksadana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dibandingkan reksadana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan keuntungan yang stabil.
3. Reksadana Saham
Jenis ini adalah reksadana yang menginvestasikan lebih dari 80% asetnya pada efek ekuitas. Karena investasinya di saham, risikonya lebih tinggi, akan tetapi imbal hasil yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan kedua Reksadana di atas.
4. Reksadana Campuran
Jenis reksadana ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.
Apa Itu Deposito
Deposito adalah produk bank dalam bentuk simpanan, yang waktu pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan syarat-syarat tertentu. Ciri-ciri deposito dari bank adalah:
-
Deposito dapat dicairkan ketika jangka waktu telah berakhir.
-
Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis atau automatic roll over (ARO).
-
Deposito dapat menggunakan mata uang Rupiah maupun dalam mata uang asing.
Perbedaan Reksadana dan Deposito
Lalu, apa perbedaan reksadana vs deposito? Reksadana merupakan produk investasi, sedangkan deposito adalah produk bank. Meskipun sama-sama metode untuk menabung, tetapi nyatanya kedua produk ini harus digunakan dengan memperhatikan beberapa hal.
Berikut beberapa perbedaan antara reksadana dan deposito
1. Asal dari keuntungan
Nilai keuntungan yang didapat dari reksadana berasal dari pertumbuhan nilai aset dalam portofolionya, sedangkan keuntungan deposito didapat dari bunga.
2. Jumlah pajak
Keuntungan yang Anda hasilkan dari produk reksadana tidak akan dikenakan pajak, sementara keuntungan atau bunga dari deposito akan terkena pajak sebesar 20%.
3. Modal awal
Reksadana diciptakan untuk masyarakat yang memiliki modal minim. Reksadana sudah bisa dibeli mulai dari Rp100.000. Sedangkan, deposito biasanya baru bisa dimulai dengan nominal Rp10juta. Dengan batasan ini, belum tentu juga nasabah akan mendapat hasil bunga yang sepadan dengan nasabah yang menabung dengan modal besar.
4. Risiko
Risiko deposito adalah jika suku bunga dasar bank turun, maka suku bunga bisa turun. Namun simpanan deposito dengan nominal hingga Rp2 miliar yang sesuai dengan bunga acuan akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila bank mengalami kebangkrutan.
Reksadana memiliki risiko nilai aktiva bersih (NAB) dapat berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar. Reksadana merupakan produk investasi yang tidak dijamin oleh LPS akan tetapi tetap diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
5. Likuiditas
Reksadana dapat dikatakan likuid karena dicairkan kapan saja dengan proses paling lambat 7 hari kerja (T+7). Sementara itu, deposito tidak dapat dicairkan lebih awal, kecuali Anda bersedia membayar denda penalti.
Reksadana vs Deposito
Setelah melihat perbedaan di atas, mana yang lebih baik untuk Anda gunakan? Reksadana atau deposito?
Mari kita lakukan simulasinya di bawah ini.
Kita akan menggunakan contoh bunga rata-rata di Reksadana Pasar Uang sebesar 5%.
Reksadana |
Deposito |
|
Modal awal |
Rp5.000.000 |
Rp5.000.000 |
Bunga |
5% |
3,5% |
Keuntungan/tahun |
Rp250.000 |
Rp175.000 |
Pajak/tahun |
0 |
Rp35.000 |
Hasil Investasi 1 tahun |
Rp5.250.000 |
Rp5.140.000 |
Setelah melakukan simulasi di atas, hasil yang lebih menguntungkan adalah ketika Anda melakukan investasi/menabung di reksadana.
Yang harus diingat, simulasi ini adalah berdasarkan kinerja masa lalu, sehingga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan nilai aset properti atau tergantung keadaan pasar.
Kapan Anda Harus Beli Reksadana vs Deposito?
1. Fleksibilitas Waktu Menabung
Seperti apa fleksibilitas waktu menabung Anda? Jika Anda ingin menabung dalam jangka waktu yang fleksibel, atau dapat mengambil uang dalam waktu yang tidak ditentukan, maka jawabannya adalah reksadana.
Setelah Anda menyimpan dana di deposito, dana tersebut tidak dapat ditarik sampai waktu yang disepakati. Biasanya jangka waktu penyimpanan dana simpanan bervariasi mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan hingga 24 bulan. Bunga deposito hanya dapat dikumpulkan sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas simpanan relatif rendah.
Sementara itu, reksadana bersifat sangat likuid. Anda dapat melakukan transaksi pembelian atau penjualan kembali (langganan atau penukaran) kapan saja. Perdagangan reksadana juga menawarkan fleksibilitas yang tinggi karena tidak ada komisi.
2. Modal yang Dimiliki
Reksadana adalah pilihan tepat untuk nasabah dengan modal kecil. Beberapa produk reksadana seperti Reksadana Pasar Uang dapat diperoleh dengan modal mulai dari Rp100.000. Sementara, deposito biasa dimulai dengan modal Rp10 juta.
3. Imbal yang Tinggi
Reksadana cocok untuk pemodal yang ingin mendapatkan imbal tinggi dalam waktu yang terbilang pendek. Hal ini karena risiko di produk reksadana seperti Reksadana Pasar Uang dan Reksadana Pendapatan Tetap cenderung lebih rendah.
Deposito tentu juga memiliki risiko, yaitu keadaan pasar yang mempengaruhi bunga.
Baca juga: Kenali 9 Produk Investasi Ini Sebelum Mulai Berinvestasi
Kesimpulan
Kesimpulannya, pilih reksadana vs deposito? Di masa seperti sekarang ini, memilih reksadana jauh lebih menguntungkan dibanding deposito. BTN Prioritas memiliki produk-produk reksadana yang bisa Anda pilih sebagai produk investasi. Misalnya saja Reksadana Pasar Uang yang bisa menjadi pilihan tabungan jangka pendek Anda.
Klik di sini untuk melihat produk investasi yang dimiliki BTN Prioritas